Jumat, 22 April 2016

SEXTING DIKALANGAN REMAJA





Sexting adalah istilah yang dipakai untuk aktivitas mengirim atau mengunggah foto telanjang maupun setengah bugil atau mengirim pesan teks yang membangkitkan birahi. Pada penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Pediatrics disebutkan remaja yang sexting cenderung lebih aktif secara seksual, dan beberapa lebih mungkin terlibat dalam seks berisiko. Sexting diambil dari kata sex dan texting yang secara harafiah berarti "mengirimkan pesan yang membangkitkan birahi".
Kenapa banyak yang melakukannya? Dalam koran The New York Times, seorang pengacara senior mengatakan bahwa bagi anak remaja, punya foto bugil pasangannya adalah bukti bahwa kehidupan seks mereka normal. Seorang remaja bahkan menyebutnya ”seks aman” karena menurut mereka, ”sexting tidak akan membuat orang hamil atau tertular penyakit kelamin”.
Di Indonesia, begitu banyak remaja yang melakukan foto bugil untuk dipamerkan kepada kekasihnya yang diakibatkan oleh narsisme yang berlebihan. Sehingga fenomena foto bugil remaja di Indonesia begitu tersebar luas. Mereka kemudian mengirim fotonya ke teman atau mengunggahnya ke jejaring sosial. Bahkan tidak jarang sexting menjadi sebuah kebiasaan.
Namun bagi pasangan suami istri, saling berkirim pesan singkat yang bersifat membangkitkan gairah bermanfaat untuk meningkatkan keharmonisan hubungan di antara keduanya. Bahkan, bisa menjadi sarana untuk mengajak pasangan bercinta, tanpa perlu merasa malu.
Apa risikonya ber-sexting?
Begitu suatu foto terkirim lewat HP, pengirimnya tak lagi punya kendali atas foto itu. Kita juga tidak bisa berbuat apa-apa seandainya foto itu merusak reputasi kita.
Dalam kasus-kasus tertentu :
1.      Orang yang dikirimi foto bugil menyebarluaskannya sebagai bahan untuk seru-seruan.
2.      Beberapa anak lelaki menyebarkan foto bugil mantannya untuk balas dendam karena merasa dicampakkan.
Perlu kita ketahui, mengirimkan atau menyebarkan foto bugil dianggap sama dengan kasus pelecehan atau pornografi anak. Bahkan, ada anak di bawah umur yang didakwa sebagai pelaku kejahatan seksual karena ber-sexting.
Lalu apa upaya yang bisa kita lakukan untuk menghindari teman-teman terdekat kita agar tidak terjerumus dalam dunia sexting?
1.      bicaralah dengan mereka. Ajak mereka bicara tentang tren sexting atau semacamnya di antara mereka. Galilah cerita mereka tentang fenomena tersebut. Lalu tanyakan sikap mereka tentangnya dan apa yang akan mereka lakukan kalau ada teman-temannya yang mengirimkan sexting atau meminta mereka melakukan sexting.
2.      ceritakan tentang bahaya di dunia maya. Bahwa sekali foto vulgar terkirim, ia takkan mungkin bisa ditarik kembali dan akan sampai kepada siapa saja, tidak hanya teman yang mereka kirimi. Juga jelaskan bahayanya bertemu dengan seseorang yang baru dikenal via online. Jangan biarkan mereka bertemu sendiri.
3.      pahami bagaimana remaja itu melakukan sexting. Soalnya, tak jarang mereka berkirim sexting dengan bahasa-bahasa, yang hanya mereka yang tahu. Biasanya memakai akronim atau singkatan-singkatan untuk menghindari pengawasan orang tua. Sebagai contoh, singkatan PIR. Itu adalah singkatan dari Parent in Room, yang artinya ada orang dewasa di sekitar mereka, jadi tak bisa bicara bebas. Atau POS misalnya, yang berarti Parent over my shoulder.